Wednesday, July 21, 2010

ONOMATOPE JEPANG

ONOMATOPE JEPANG
KATA PENGANTAR
Dalam mempelajari suatu bahasa tidaklah hanya sekedar dapat menulis, membaca , dan berbicara bahasa tersebut . Namun didalam mempelajari suatu bahasa juga harus mengerti seluk beluk bahasa itu . Apalagi dalam mempelajari bahasa Jepang , kita juga harus mengenal huruf – huruf baru seperti Hiragana , Katakana dan juga Kanji .
Di tiap – tiap bahasa, banyak memiliki kata istilah, suatu partikel , kata sambung , kata ulang dan banyak lagi jenis – jenis istilah dalam bahasa yang sebenarnya juga harus dipelajari.
Didalam laporan saya kali ini akan membahas tentang Onomatope. Secara singkat Onomatope itu ialah kata yang digunakan untuk menirukan suara benda, hewan atau suara lainnya. Dalam bahasa Jepang Onomatope disebut Giongo, Giseigo, Gitaigo.
Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa
Paradigma Aristoteles berintikan bahwa bahasa adalah thesei atau tidak mirip dengan realitas, kecuali onomatope, disebut arbitrer atau non-ikonis.
          Onomatope  adalah kata-kata yang dinyatakan dengan bunyi bahasa atau disebut juga dengan tiruan bunyi seperti suara hewan, suara manusia yang sedang tertawa atau menangis, bermacam-macam bunyi benda di sekitar kita dan lain-lain. Onomatope dalam bahasa jepang disebut dengan Giongo.
Dalam tiap bahasa mempunyai Onomatope. Dan tiap Onomatope itu sendiri memiliki persamaan dan perbedaan . Berikut ialah persamaan dan perbedaan antara Onomatope bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.
Persamaannya adalah:
  1)  Menunjukkan bunyi atau suara yang ditimbulkan oleh manusia .
 2) Menunjukkan sumber bunyi yang sama, seperti jantung, mulut, tangan, kerongkongan.
Perbedaannya adalah:
1) Dari lingkup pemakaian, ada yang terbatas dan ada yang luas .
 2) Dari intensitas bunyi, kuat atau tidaknya suatu bunyi.
 3) Dari kuantitas bunyi ,berkelanjutan atau tidaknya suatu bunyi.
 Selain itu, ditemukan juga tiga bentuk hubungan makna antara kata yang berpadanan, yaitu:
 1) Onomatope yang mempunyai persamaan dan perbedaan
 2) Onomatope yang mempunyai kesamaan makna seutuhnya
 3) Onomatope yang mempunyai makna yang lebih luas dari onomatope bahasa bandingannya.
Dalam suatu bahan bacaan, adanya onomatope itu sangat penting bagi pembaca , karena Onomatope membantu penggambaran suatu benda, gerakan atau keadaan terasa lebih hidup dan konkret. Onomatope dalam bahasa Jepang pada dasarnya memiliki suku kata dasar yang sama, namun berdasarkan perbedaan akhiran yang mengikuti suku kata dasar tersebut, maka akan menimbulkan perbedaan intensitas gerakan seperti yang digambarkan dalam komik.
Dimana berdasarkan penelitian, ada 4 akhiran yang dominan mengikuti suku kata dasar pembentuk Onomatope. Yaitu Sokuon ( akhiran "-ts(u)"), Hatsuon ( akhiran "-n"), akhiran "-ri" serta berupa bentuk pengulangan suku kata dasar.
Onomatope sangat membantu sekali dalam menghidupkan intensitas gerakan atau keadaan yang diilustrasikan. Pada saat pembaca membaca bahan bacaan yang menuliskan onomatope , maka pembaca dapat mengimajinasikan bacaan tersebut. Walaupun kata Onomatope singkat tetapi kuat dalam penggambaran sehingga mengesankan sesuatu tampak lebih hidup. Untuk masing-masing akhiran yang mengikuti, masing-masing menggambarkan intensitas gerakan yang berbeda.  Untuk akhiran Sokuon, gerakan yang digambarkan adalah gerakan yang disertai emosi yang meledak-ledak. Selain itu menggambarkan suatu gerakan yang kasar, sekonyong-konyong dan hanya dalam sekejap mata. Sedangkan akhiran Hatsuon, mirip dengan pengunaan Sokuon, hanya pada Hatsuon rasa yang ditimbulkan lebih meledak-ledak, lebih menimbulkan rangsangan pada detak jantung, sesuatu yang lebih hebat dan dahsyat dibandingkan dengan Sokuon. Sebaliknya, pada akhiran-ri gerakan yang digambarkan lebih halus, gerakan yang lebih perlahan. Selain itu juga dipakai untuk menggambarkan keadaan atau perasaan yang lega,santai. Dan yang terakhir, bentuk ulang kata dasar untuk menggambarkan gerakan yang dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya dalam sekejap mata. Dengan adanya kata Onomatope ini dapat mengurangi kelemahan tidak dapat bergeraknya gambar dalam komik.
Giongo atau disebut juga dengan onomatope adalah kata-kata yang dinyatakan dengan bunyi bahasa atau disebut juga dengan tiruan bunyi seperti suara hewan, suara manusia yang sedang tertawa atau menangis, bermacam-macam bunyi benda di sekitar kita dan lain-lain. Bunyi-bunyi yang ditetapkan sebagai kata sedapat mungkin harus dekat dengan bunyi aslinya.
Onomatope berasal dari bahasa Yunani,ονοματοποιία adalah kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkannya.
Bunyi-bunyi ini mecakup antara lain suara hewan, suara-suara lain, tetapi juga suara-suara manusia yang bukan merupakan suatu kata. Onomatope digunakan untuk mendeskripsikan hal – hal antara lain sebagai berikut :
Tertawa
Menangis
Marah
Berbicara
Makan
Minum
Melihat sesuatu
Berjalan
Bekerja
Tidur
Mengetuk
Suatu Perasaan
Berpakaian
Memasak
Dll.



Berikut ialah contoh – contoh onomatope dan penjelasannya :
·         Gera – gera : “gera – gera” ini digunakan untuk mendeskripsikan saat seseorang tertawa terbahak-bahak. Contoh kalimat : “Manga o yonde gera – gera de waratta”.
·         Niko – niko : “ niko- niko” ini digunakan untuk mendeskripsikan saat seseorang tersenyum ketika senang. Contoh kalimat :” Itsumo niko – niko shite kanji ga ii hito desuyo.”
·         Paku – paku : onomatope “paku-paku” ini mendeskripsikan ketika sedang mengunyah makanan atau suara ketika membuka dan menutup mulut. Contoh kalimat :” Nan de mo paku-paku tabete, ookikunarundesuyo.”
·         Moku –moku : mendeskripsikan saat mengunyah banyak makanan di mulut. Contoh kalimat :” Kuchi no naka ni sonna ni irete , nani o mogu- mogu tabete iru no?”
·         Shiku – shiku : Onomatope ini mendeskripsikan ketika seseorang menangis terisak –isak . Biasanya digunakan untuk anak kecil dan perempuan . Contoh kalimat : “ Emi chan, doushite sakki kara zutto shiku – shiku naiteiru kedo..kawaisouni.”
·         Pera –pera : Kata “Pera-pera” digunakan untuk mendeskripsikan orang yang lancar berbicara maupun berbahasa. Contoh Kalimat : “ Ali san wa Nihongo ga pera –pera desu.”
·         Kyoro-kyoro : Onomatope ini berarti melihat kesana kemari. Contoh kalimat : “Nihon ni hajimete kita toki,mezurashiinode, kyoro-kyoro shiteshimatta.”
·         Yochi-yochi : Mendeskripsikan cara balita berjalan. Contoh kalimat: “ Yatto yochi-yochi aruki hajimeta.”
·         Don-don : Digunakan untuk mendeskripsikan saat mengetuk pintu secara kasar atau keras. Contoh kalimat : “ Matsuri no taiko no don-don to iu oto ga kikoeru.”

Cara penulisan saat menggunakan onomatope ini berbeda-beda. Ada yang menggunakan Hiragana dan Katakana. Di dalam komik, penggunaan cara tulis onomatope juga macam-macam. Terkadang bentuk hurufnya dibuat menyerupai situasi yang digambarkan,agar bacaan lebih hidup. Onomatope yang ditulis dengan Katakana itu bermaksud memberi tekanan atau memperjelas. Sedangkan suara- suara atau penggunaan onomatope yang lembut, menggunakan Hiragana.


No comments:

Post a Comment